Senin, 14 November 2011

Tari Pendet, salah satu identitas Pulau Bali

 Posted on Monday, 14 November 2011 by restricted




Siapa orang Indonesia yang tak kenal Pulau Bali? Pulau Dewata atau Pulau para dewa? Pulau dengan sejuta keajaiban yang tak henti-hentinya mengundang orang untuk bedecak kagum. Tak hanya keindahan alam, kebudayaan yang tetap dilestarikan menjadi salah satu daya tarik tersendiri untuk pulau yang terletak diantara Pulau Jawa dan Pulau Lombok ini.

Beberapa tahun lalu, Indonesia sempat dikagetkan dengan pemberitaan mengenai salah satu tarian daerah yang diakui oleh negara lain, tarian itu adalah Tarian Pendet, tarian daerah yang menjadi ciri khas dari Pulau Bali.

Bila kita berbicara mengenai tarian daerah yang satu ini tentu saja tak bisa dilepaskan dari Pulau dan Kebudayaan Bali, untuk itulah penulis mencoba untuk mengenalkan warisan budaya yang satu ini dengan kutipan dari berbagai sumber agar diwaktu yang akan datang tarian daerah yang menjadi identitas Pulau Bali ini tidak dilupakan dan tergerus kebudayaan dari luar.

Tari Pendet
 
Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi

Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis.

Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.

Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya.

Sumber : Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar